Rabu, 21 Desember 2011

laporan observasi


BAB I
PENDAHULUAN
I.1     Latar Belakang
Pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian.
Menurut Pengamatan Kementrian Pertanian setidaknya ada 10 masalah fundamental pertanian yang menghambat pertanian di Indonesia yakni meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana, lahan dan air, kemudian luas dan status kepemilikan tanah yang tidak jelas. Kerusakan lingkungan terjadi akibat keserakahan manusia. Akibatnya, apa yang terjadi di Negara orang seperti cuaca ekstrem dan musim yang tidak menentu, terjadi juga di Indonesia inilah yang biasa kita kenal dengan sebutan perubahan iklim global.
Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana, lahan dan air menjadi masalah tersendiri. Masalah pertanian tidak semata soal pertanian, bisa juga mencakup pembangunan transportasi jalan agar memudahkan hasil pertanian untuk dengan cepat didistribusikan.

I.2     Topgrafi Desa Selimau
            Di Tanjung Selor, Desa Selimau terkenal dengan tanaman tahunan salah satunya adalah buah Rambutan. Hampir setiap rumah di desa Selimau kita dapat menemukan pohon Rambutan. Selain rambutan, di sana juga terdapat tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Desa Selimau terdiri dari Seliamu I, Selimau II dan Selimau III.
            Tanah di daerah selimau sangat subur dan memiliki iklim tropis, air disana juga mengalami pasang-surut dan juga memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi. Suasana di selimau sangat tenang karena jarak rumah antar warga tidak begitu berdekatan serta kebanyakan warga di sana adalah para transmigran dari luar Kalimantan.









BAB II
OBSERVASI LAPANGAN DI DESA SELIMAU III
II.1    Permasalahan
          Dalam pembangunan dan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Bulungan, belum maksimal. Petani masih kesulitan untuk memperoleh pestisida dan bibit unggul, meskipun telah disediakan oleh dinas pertanian namun masih di anggap belum sesuai dengan kebutuhan pertanian mereka.
          Sektor pertanian sendiri memiliki peran penting untuk mewujudkan salah satu Misi Pembangunan Kabupaten Bulungan, yaitu “Mewujudkan Kabupaten Bulungan sebagai Wilayah Agroindustri dengan mengembangkan potensi ekonomi strategis untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi daerah.”

II.2    Rumusan Masalah
          Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dibahas oleh penulis adalah bagaimana caranya mengoptimalkan pembangunan dan perkembangan pertanian agar petani Indonesia tidak lagi identik dengan ‘Kemiskinan.’



II.3    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Institusi
     Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian di Universitas Kaltara Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi.

2.    Tujuan Pokok
Untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang Pertanian dan juga dapat dijadikan referensi oleh adik tingkat yang akan menulis karya ilmiah serupa

II.4    Sektor Pertanian
             Untuk lokasi pertanian di Selimau III, kami mendapati beberapa jenis tanaman, yaitu ;
1.      Padi
Pada saat melakukan observasi, dapat dilihat  lahan para petani yang berlokasi di selimau 3 ditanami dengan tanaman pangan yaitu Padi. Pada  masa seperti ini petani sedang melakukan proses penanaman bibit padi yang yang telah disemai terlebih dahulu. Selain itu terdapat padi yang telah ditanam terlebh dahulu yang kira-kira telah berumur ± 3 bulan yang tingginya sekitar 30 cm. Saat ini jenis padi yang ditanam oleh para petani adalah jenis padi roti yang mana padi ini dimulai dari masa pembibitan selama ± 1 bulan lamanya, kemudian dilanjutkan dengan masa penanaman, kemudian dapat dipanen setelah 6 bulan. Petani melakukan proses penanaman  dengan cara gotong-royong bersama dengan warga lain dan mereka menggunankan sistem kekeluargaan.
Pada masa seperti ini petani memilih untuk menanam jenis Padi Roti, dikarenakan menurut para petani pada saat ini apabila ditanam dengan padi bibit unggul ditakutkan akan merugi. Karena,saat ini musimnya hama burung, sehingga petani lebih memilih padi jenis roti untuk masa tanam saat ini. Menurut perhitungan petani sendiri, musim hama burung terjadi di  sekitar akhir tahun.
Pemupukan tanaman dilakukan 2x dalam masa tanam. Pupuk yang digunakan yaitu, Urea dan MPK. Sistem pengairan yang digunakan oleh petani yaitu secara alami atau pasang-surut, dalam hal gangguan yang meresahkan para petani pada tanaman padi yaitu, gangguan hama dari keong dan juga hama orong-orong sebutan para petani pada hama ini.
Jenis-jenis padi yang ditanam oleh para petani, diantaranya  jenis Padi roti, Padi bibit unggul, Padi lokal dan Padi sentana. Untuk bibit padi jenis roti diperoleh dari para petani sekitar daerah selimau, sedangkan padi jenis bibit unggul di dapatkan para petani dari dinas pertanian kabupaten bulungan.
Pada masa panen, petani dapat menghasilkan sekitar 4 ton padi perhektar yang dapat di jual dengan harga berkisar Rp. 7.000,-/Kg di pasaran.


2.      Tanaman Buah-buahan
     Lahan pertanian milik Pak Sudarsono tidak hanya ditanami oleh tanaman pangan seperti padi saja, tetapi sekitar ± 60 meter dari lahan pertanian itu terdapat tanaman buah-buahan. Buah-buahan tersebut diantaranya buah Jambu Madu, Jambu Bij, buah Melon dan Jeruk. Untuk  pohon jeruk sudah tidak berproduksi lagi sehingga hanya terlihat 1-2 pohon saja. Untuk buah-buahan ini, dalam jangka 1 tahun sudah mulai berbuah dan dapat dipanen, kecuali jarak penanaman pohon buah tidak menentu, kemudian untuk pemupukan petani menggunakan pupuk MPK yang dilakukan sekali dalam setahun.
            Pada tanaman jambu biji pada saat panen hasilnya lumayan banyak, kemudian pada tanamn jambu biji pada saat panen yang panennya 6 bulan sekali panen dapat terjual Rp. 5.000,-/kg apabila pembelinya datang langsung ke petani.
            Sedangkan pada tanaman Melon belum dapat diprediksi hasilnya dikarenakan menurut petani baru kali ini menanam tanaman buah melon ini. Selain itu, pada tanaman melon terlihat tidak subur dan daunnya pun terlihat menguning, batang yang kering, kemudian terdapat buah yang jatuh karena busuk. Hal ini disebabkan karena tanaman Melon ini tidak sesuai dengan cuaca yang ada di Kalimantan kemudian Ph tanah yang tidak cocok dengan tanaman buah Melon ini serta air yang di gunakan untuk menyiram tanaman Melon, tingkat keasamannya masih sangat tinggi. Untuk mengatasinya, petani akan memasukkan kotoran ayam untuk penetralisir.
            Menurut petani tanaman Melon ini merupakan tanaman buah-buahan yang sulit dibudidayakan saat ini. Mengenai gangguan hama yang menyerang  semua tanaman buah-buahan petani yaitu hama lalat buah yang membuat buah-buah menjadi busuk dan berongga-rongga pada daging buah. Untuk menghindari tanaman buah-buahan ini dari hama lalat buah ini, petani menanam tanaman yang membuat hama lalat buah ini menjauh, dan mnyemprotkan pestisida sehingga hasil buah-buahan yang dipanen dapat berbuah dengan baik.

3.      Tanaman Sayur-sayuran
            Selain lahan untuk tanaman buah-buahan, terdapat juga lahan untuk tanaman sayur-mayur. Ada lahan sekedan masing-masing berukuran sekitar 100x5 meter ditanami dengan tanaman sayur-sayuran diantaranya terdapat Lombok (jenis lombok besar dan lombok tiung), Tomat (jenis tomat buah), Kacang Panjang, dan sayur Kol yang mana dalam  waktu 3 bulan sudah dapat dipanen. Jarak antara tanaman sayur-sayuran ini ditanam dengan jarak 50-60cm per pohonnya. Apabila untuk menanamnya mengupah orang, dari 1 sekedan lahan petani dapat mengupah Rp. 50.000,-/hari.
Untuk tanaman kol masa pembibitannya 3 minggu, dalam waktu 3 bulan sudah dapat dipanen, sayur kol yang ditanam oleh petani ini merupakan sayur kol yang ruas-ruasnya padat sama seperti kol yang didatangkan dari Surabaya  yang mana tiap 1 buah beratnya mencapai 1-2 kg.
            Harga masing-masing sayuran ini berkisar dibawah Rp.10.000,-  terkecuali pada tanaman lombok yang mana harga perkilonya mencapai Rp. 20.000,-  itu pun dapat berubah, tergantung harga dipasarannya untuk tomat petani menjual perkilonya Rp. 7.000,- Kacang Panjang Rp. 4.000,-/kg
            Untuk pemupukan petani menggunakan pupuk MPK dan dalam waktu tertentu sayur-sayuran disemprotkan dengan cairan detan untuk mencegah tanaman terkena fungsida.

II.4    Sektor Perikanan
Bapak Marsono, salah satu warga Desa Selimau yang menggunakan lahannya untuk budidaya ikan. Di lokasi perikanan milik Bapak Marsono yang tidak jauh dari lokasi pertanian dengan luas ± 1 Hektar terdiri dari 60 buah kolam dengan ukuran 25 x 35 m dan kedalaman sekitar 150 cm, kami mendapati beberapa jenis ikan yang akan dan sudah dibudidayakan, yaitu ;
a.        Ikan Nila
Lahan budidaya ikan Nila di lokasi observasi, terlihat lebih dominan daripada budidaya ikan lainnya, dikarenakan luas kolamnya sekitar 100 m2 dan kedalaman sekitar 150 cm. selain itu, ikan Nila ini telah di budidayakan terlebih dahulu daripada ikan-ikan lainnya.
Tidak ada perlakuan khusus untuk budidaya ikan ini, baik ikan yang sudah dewasa maupun yang masih anakan di jadikan satu dalam satu kolam. Menurut penjaga kolam, ikan Nila ini bukan jenis ikan kanibal sehingga tidak dipisahkan pun tidak menjadi masalah.
Jenis pakan yang digunakan adalah Pelet ikan yang biasanya membutuhkan ± 2kg sehari. Untuk penjualan, ikan Nila ini yang masih anakan dijual dengan kisaran harga antara Rp. 3.000,- s/d Rp. 5.000,- tergantung ukuran dari ikan sendiri. Sedangkan untuk ikan Nila dewasa berkisar Rp. 10.000,-

b.        Ikan Lele
Ikan Lele menjadi varietas bagi pemilik kolam. Namun, karena budidaya ini baru dibuka,untuk ikan Lele hanya ada 2 buah kolam yang berukuran ± 25 x 35 m. untuk ikan lele masih belum pernah di jual karena baru akan dijadikan indukan. Jenis Lele yang baru akan di budidayakan ini adalah jenis ikan Lele Jumbo yang beratnya kira-kira 0.5-1 kg per ekornya. Menurut penjaga kolam, setelah ± 2.5 tahun baru dapat dipanen. Pakan ikan Lele juga sama dengan pakan ikan Mujair yaitu Pelet ikan yang biasa diberikan min. 2x sehari, saat pagi dan sore hari.
Warna air kolam Lele berwarna hitam berlumpur, karena ikan Lele tidak dapat hidup di air yang bersih, ikan Lele justru senang tinggal di air yang kotor.

c.         Ikan Mas
Menurut penjaga kolam, lahan untuk budidaya ikan Mas belum siap dipakai, karena Ph air kolam masih belum sesuai untuk ikan.


BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
          Pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban.
             Sektor pertanian memiliki peran penting untuk mewujudkan salah satu Misi Pembangunan Kabupaten Bulungan, yaitu “Mewujudkan Kabupaten Bulungan sebagai Wilayah Agroindustri dengan mengembangkan potensi ekonomi strategis untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi daerah.”
          Pertanian dan perikanan di Selimau III memiliki komoditi yang baik dan cukup menjanjikan. Meskipun demikian, petani masih membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah agar kedepannya kita tidak perlu lagi mengimpor sayuran dari luar daerah dan masyarakat Kab. Bulungan juga dapat memenuhi pasokan gizi yang dibutuhkan.

III.2 Saran
             Sebagai mahasiswa Universitas Kaltara, sudah sepantasnya selalu menjaga nama baik ‘Almamater’ kita. Saat melakukan kegiatan apapun, kita harus memberikan kesan yang baik terhadap masyarakat agar mereka merasa bangga terhadap mahasiswa Universitas Kaltara khususnya Fakultas Pertanian.


1 komentar:

  1. dan rambutan selimau adalah komoditi has dr tanjung selor...heheheh
    folback ya....
    salam blogger tanjung selor

    BalasHapus