BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pertanian
adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu
masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri.
Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian
mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan,
pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat
diadopsinya teknologi pertanian.
Menurut
Pengamatan Kementrian Pertanian setidaknya ada 10 masalah fundamental pertanian
yang menghambat pertanian di Indonesia yakni meningkatnya kerusakan lingkungan
dan perubahan iklim global, ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana,
lahan dan air, kemudian luas dan status kepemilikan tanah yang tidak jelas.
Kerusakan lingkungan terjadi akibat keserakahan manusia. Akibatnya, apa yang
terjadi di Negara orang seperti cuaca ekstrem dan musim yang tidak menentu,
terjadi juga di Indonesia inilah yang biasa kita kenal dengan sebutan perubahan
iklim global.
Ketersediaan
infrastruktur, sarana dan prasarana, lahan dan air menjadi masalah tersendiri.
Masalah pertanian tidak semata soal pertanian, bisa juga mencakup pembangunan
transportasi jalan agar memudahkan hasil pertanian untuk dengan cepat
didistribusikan.
I.2 Topgrafi Desa Selimau
Di Tanjung Selor, Desa Selimau terkenal
dengan tanaman tahunan salah satunya adalah buah Rambutan. Hampir setiap rumah
di desa Selimau kita dapat menemukan pohon Rambutan. Selain rambutan, di sana
juga terdapat tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Desa Selimau terdiri
dari Seliamu I, Selimau II dan Selimau III.
Tanah di daerah selimau sangat subur
dan memiliki iklim tropis, air disana juga mengalami pasang-surut dan juga
memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi. Suasana di selimau sangat tenang
karena jarak rumah antar warga tidak begitu berdekatan serta kebanyakan warga
di sana adalah para transmigran dari luar Kalimantan.
BAB II
OBSERVASI LAPANGAN DI DESA SELIMAU III
II.1 Permasalahan
Dalam
pembangunan dan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Bulungan, belum
maksimal. Petani masih kesulitan untuk memperoleh pestisida dan bibit unggul,
meskipun telah disediakan oleh dinas pertanian namun masih di anggap belum
sesuai dengan kebutuhan pertanian mereka.
Sektor
pertanian sendiri memiliki peran penting untuk mewujudkan salah satu Misi
Pembangunan Kabupaten Bulungan, yaitu “Mewujudkan Kabupaten Bulungan sebagai
Wilayah Agroindustri dengan mengembangkan potensi ekonomi strategis untuk mendukung
laju pertumbuhan ekonomi daerah.”
II.2 Rumusan Masalah
Dari uraian
latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dibahas oleh penulis adalah
bagaimana caranya mengoptimalkan pembangunan dan perkembangan pertanian agar
petani Indonesia tidak lagi identik dengan ‘Kemiskinan.’
II.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Institusi
Untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian di Universitas
Kaltara Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi.
2. Tujuan
Pokok
Untuk menambah
ilmu pengetahuan di bidang Pertanian dan juga dapat dijadikan referensi oleh
adik tingkat yang akan menulis karya ilmiah serupa
II.4 Sektor Pertanian
Untuk lokasi pertanian di Selimau III, kami
mendapati beberapa jenis tanaman, yaitu ;
1.
Padi
Pada
saat melakukan observasi, dapat dilihat lahan para petani yang berlokasi di selimau 3
ditanami dengan tanaman pangan yaitu Padi. Pada masa seperti ini petani sedang melakukan proses
penanaman bibit padi yang yang telah disemai terlebih dahulu. Selain itu
terdapat padi yang telah ditanam terlebh dahulu yang kira-kira telah berumur ±
3 bulan yang tingginya sekitar 30 cm. Saat ini jenis padi yang ditanam oleh
para petani adalah jenis padi roti yang mana padi ini dimulai dari masa
pembibitan selama ± 1 bulan lamanya, kemudian dilanjutkan dengan masa
penanaman, kemudian dapat dipanen setelah 6 bulan. Petani melakukan proses
penanaman dengan cara gotong-royong
bersama dengan warga lain dan mereka menggunankan sistem kekeluargaan.
Pada
masa seperti ini petani memilih untuk menanam jenis Padi Roti, dikarenakan
menurut para petani pada saat ini apabila ditanam dengan padi bibit unggul
ditakutkan akan merugi. Karena,saat ini musimnya hama burung, sehingga petani
lebih memilih padi jenis roti untuk masa tanam saat ini. Menurut perhitungan
petani sendiri, musim hama burung terjadi di
sekitar akhir tahun.
Pemupukan
tanaman dilakukan 2x dalam masa tanam. Pupuk yang digunakan yaitu, Urea dan
MPK. Sistem pengairan yang digunakan oleh petani yaitu secara alami atau
pasang-surut, dalam hal gangguan yang meresahkan para petani pada tanaman padi
yaitu, gangguan hama dari keong dan juga hama orong-orong sebutan para petani
pada hama ini.
Jenis-jenis
padi yang ditanam oleh para petani, diantaranya jenis Padi roti, Padi bibit unggul, Padi lokal
dan Padi sentana. Untuk bibit padi jenis roti diperoleh dari para petani
sekitar daerah selimau, sedangkan padi jenis bibit unggul di dapatkan para
petani dari dinas pertanian kabupaten bulungan.
Pada
masa panen, petani dapat menghasilkan sekitar 4 ton padi perhektar yang dapat
di jual dengan harga berkisar Rp. 7.000,-/Kg di pasaran.
2. Tanaman Buah-buahan
Lahan pertanian milik Pak Sudarsono tidak
hanya ditanami oleh tanaman pangan seperti padi saja, tetapi sekitar ± 60 meter
dari lahan pertanian itu terdapat tanaman buah-buahan. Buah-buahan tersebut
diantaranya buah Jambu Madu, Jambu Bij, buah Melon dan Jeruk. Untuk pohon jeruk sudah tidak berproduksi lagi
sehingga hanya terlihat 1-2 pohon saja. Untuk buah-buahan ini, dalam jangka 1
tahun sudah mulai berbuah dan dapat dipanen, kecuali jarak penanaman pohon buah
tidak menentu, kemudian untuk pemupukan petani menggunakan pupuk MPK yang
dilakukan sekali dalam setahun.
Pada tanaman jambu biji pada saat
panen hasilnya lumayan banyak, kemudian pada tanamn jambu biji pada saat panen
yang panennya 6 bulan sekali panen dapat terjual Rp. 5.000,-/kg apabila
pembelinya datang langsung ke petani.
Sedangkan pada tanaman Melon belum
dapat diprediksi hasilnya dikarenakan menurut petani baru kali ini menanam
tanaman buah melon ini. Selain itu, pada tanaman melon terlihat tidak subur dan
daunnya pun terlihat menguning, batang yang kering, kemudian terdapat buah yang
jatuh karena busuk. Hal ini disebabkan karena tanaman Melon ini tidak sesuai
dengan cuaca yang ada di Kalimantan kemudian Ph tanah yang tidak cocok dengan
tanaman buah Melon ini serta air yang di gunakan untuk menyiram tanaman Melon,
tingkat keasamannya masih sangat tinggi. Untuk mengatasinya, petani akan
memasukkan kotoran ayam untuk penetralisir.
Menurut petani tanaman Melon ini
merupakan tanaman buah-buahan yang sulit dibudidayakan saat ini. Mengenai gangguan
hama yang menyerang semua tanaman
buah-buahan petani yaitu hama lalat buah yang membuat buah-buah menjadi busuk
dan berongga-rongga pada daging buah. Untuk menghindari tanaman buah-buahan ini
dari hama lalat buah ini, petani menanam tanaman yang membuat hama lalat buah
ini menjauh, dan mnyemprotkan pestisida sehingga hasil buah-buahan yang dipanen
dapat berbuah dengan baik.
3.
Tanaman
Sayur-sayuran
Selain lahan untuk tanaman
buah-buahan, terdapat juga lahan untuk tanaman sayur-mayur. Ada lahan sekedan
masing-masing berukuran sekitar 100x5 meter ditanami dengan tanaman sayur-sayuran
diantaranya terdapat Lombok (jenis lombok besar dan lombok tiung), Tomat (jenis
tomat buah), Kacang Panjang, dan sayur Kol yang mana dalam waktu 3 bulan sudah dapat dipanen. Jarak
antara tanaman sayur-sayuran ini ditanam dengan jarak 50-60cm per pohonnya. Apabila
untuk menanamnya mengupah orang, dari 1 sekedan lahan petani dapat mengupah Rp.
50.000,-/hari.
Untuk
tanaman kol masa pembibitannya 3 minggu, dalam waktu 3 bulan sudah dapat
dipanen, sayur kol yang ditanam oleh petani ini merupakan sayur kol yang
ruas-ruasnya padat sama seperti kol yang didatangkan dari Surabaya yang mana tiap 1 buah beratnya mencapai 1-2
kg.
Harga masing-masing sayuran ini
berkisar dibawah Rp.10.000,- terkecuali
pada tanaman lombok yang mana harga perkilonya mencapai Rp. 20.000,- itu pun dapat berubah, tergantung harga
dipasarannya untuk tomat petani menjual perkilonya Rp. 7.000,- Kacang Panjang
Rp. 4.000,-/kg
Untuk pemupukan petani menggunakan
pupuk MPK dan dalam waktu tertentu sayur-sayuran disemprotkan dengan cairan
detan untuk mencegah tanaman terkena fungsida.
II.4 Sektor Perikanan
Bapak
Marsono, salah satu warga Desa Selimau yang menggunakan lahannya untuk budidaya
ikan. Di lokasi perikanan milik Bapak Marsono yang tidak jauh dari lokasi
pertanian dengan luas ± 1 Hektar terdiri dari 60 buah kolam dengan ukuran 25 x
35 m dan kedalaman sekitar 150 cm, kami mendapati beberapa jenis ikan yang akan
dan sudah dibudidayakan, yaitu ;
a.
Ikan
Nila
Lahan budidaya ikan
Nila di lokasi observasi, terlihat lebih dominan daripada budidaya ikan lainnya,
dikarenakan luas kolamnya sekitar 100 m2 dan kedalaman sekitar 150
cm. selain itu, ikan Nila ini telah di budidayakan terlebih dahulu daripada
ikan-ikan lainnya.
Tidak ada perlakuan
khusus untuk budidaya ikan ini, baik ikan yang sudah dewasa maupun yang masih
anakan di jadikan satu dalam satu kolam. Menurut penjaga kolam, ikan Nila ini
bukan jenis ikan kanibal sehingga tidak dipisahkan pun tidak menjadi masalah.
Jenis pakan yang
digunakan adalah Pelet ikan yang biasanya membutuhkan ± 2kg sehari. Untuk
penjualan, ikan Nila ini yang masih anakan dijual dengan kisaran harga antara
Rp. 3.000,- s/d Rp. 5.000,- tergantung ukuran dari ikan sendiri. Sedangkan
untuk ikan Nila dewasa berkisar Rp. 10.000,-
b.
Ikan
Lele
Ikan Lele menjadi
varietas bagi pemilik kolam. Namun, karena budidaya ini baru dibuka,untuk ikan
Lele hanya ada 2 buah kolam yang berukuran ± 25 x 35 m. untuk ikan lele masih
belum pernah di jual karena baru akan dijadikan indukan. Jenis Lele yang baru
akan di budidayakan ini adalah jenis ikan Lele Jumbo yang beratnya kira-kira
0.5-1 kg per ekornya. Menurut penjaga kolam, setelah ± 2.5 tahun baru dapat
dipanen. Pakan ikan Lele juga sama dengan pakan ikan Mujair yaitu Pelet ikan
yang biasa diberikan min. 2x sehari, saat pagi dan sore hari.
Warna air kolam Lele
berwarna hitam berlumpur, karena ikan Lele tidak dapat hidup di air yang
bersih, ikan Lele justru senang tinggal di air yang kotor.
c.
Ikan
Mas
Menurut penjaga kolam,
lahan untuk budidaya ikan Mas belum siap dipakai, karena Ph air kolam masih
belum sesuai untuk ikan.
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Pertanian
adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu
masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian
memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong
kemunculan peradaban.
Sektor pertanian memiliki peran penting untuk
mewujudkan salah satu Misi Pembangunan Kabupaten Bulungan, yaitu “Mewujudkan
Kabupaten Bulungan sebagai Wilayah Agroindustri dengan mengembangkan potensi
ekonomi strategis untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi daerah.”
Pertanian dan
perikanan di Selimau III memiliki komoditi yang baik dan cukup menjanjikan.
Meskipun demikian, petani masih membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah
agar kedepannya kita tidak perlu lagi mengimpor sayuran dari luar daerah dan
masyarakat Kab. Bulungan juga dapat memenuhi pasokan gizi yang dibutuhkan.
III.2
Saran
Sebagai mahasiswa Universitas Kaltara, sudah
sepantasnya selalu menjaga nama baik ‘Almamater’ kita. Saat melakukan kegiatan
apapun, kita harus memberikan kesan yang baik terhadap masyarakat agar mereka
merasa bangga terhadap mahasiswa Universitas Kaltara khususnya Fakultas
Pertanian.
dan rambutan selimau adalah komoditi has dr tanjung selor...heheheh
BalasHapusfolback ya....
salam blogger tanjung selor