Ilmu iklim (Klimatologi) sekaligus merupakan ilmu
tua maupun muda. Ia merupakan ilmu setua manusia dimana mereka sejak semula
berusaha mempelajari lingkungannya. Sedangkan ia dikatakan muda karena mulai
benar-benar diperhatikan secara intensif setelah penemuan kapal terbang, radio,
dan radar. Manusia primitif sangat dipengaruhioleh fenomena-fenomena cuaca dan
iklim akan tetapi sama sekali tidak dapat menjelaskan secara logika.
Kepercayaan-kepercayaan pada saat itu membantu menerjemahkan
keajaiban-keajaiban atmosfer, seperti hujan, angin, dan kilat. Pada permulaan
peradaban manusia seringkali nama dewa-dewa digunakan untuk nama-nama unsur
iklim penting. Misalnya untuk orang Yunani kuno Dewa Boreas merupakan pengatur angin utara (Critchfield, 1968), Dewa Ra merupakan dewa matahari untuk
orang-orang Mesir kuno, sedang untuk orang Jawa mengatakan bahwa Batara Surya merupakan pengatur
matahari. Yupiter Pluvius merupakan
dewa hujan untuk orang-orang Romawi, atau Batara
Narada untuk orang Jawa kuno. Thor merupakan
dewa guntur untuk orang-orang Norse. Orang-orang Indian di daerah kering
Amerika Serikat masih tetap menyelenggarakan pesta tari-tarian untuk memohon
hujan pada dewa-dewa. Sedangkan di Jawa masih sering diadakan pertunjukkan
wayang kulit dengan ceritera “Pecahing
Watu Gunung” untuk memohon hujan.
Orang-orang Yunani kuno terutama filsuf-filsufnya
menunjukkan perhatian besar terhadap klimatologi dan meteorologi. Dan
kenyataannya dua kata tersebut berasal dari perkataan Yunani. Secara harfiah
meteorologi menyatakan pada benda di atas dan termasuk meteor dan fenomena
optic. Klimatologi, berasal dari kata Yunani Klima yang menunjukkan pada kemiringan khayal bumi
dan kira-kira sama dengan konsep kita tentang garis lintang dan logos berarti mempelajari (study). Pembagian dunia menjadi lima mintakat (zone) iklim (torrid,
utara sedang-selatan sedang dan utara beku-selatan beku) di buat oleh Parmenides
yang hidup dalam abad kelima sebelum masehi. Orang Yunani lain yang sangat
membantu dalam bidang ilmu-ilmu ini ialah Hippocrates
yang bekerja pada klimatologi kesehatan, dengan bukunya Air, Water and Places ditulis 400 tahun sebelum Masehi dan Aristoteles dengan bukunya Meteorologica yang dikarang 350 tahun
sebelum Masehi.
Berabad-abad pemnicaraan tentang cuaca dikembangkan
dalam hubungannya dengan hujan angin
(storms), dan keadaan atmosfer lain sampai pada taraf ukuran bulan dan
posisi orbit bumi. Beberapa pengetahuan tentang cuaca pada waktu yang lain
berdasar pada ketajaman observasi tentang keadaan cuaca yang sering berulang
dan terutama sekali mendasarkan diri pada logika. Periode seperti ini dalam
perkembangan meteorology dan klimatologi berakhir pada permulaan abad ke-17,
pada waktu diketemukannya alat-alat pengukur, dan hasil pengukuran ini
merupakan dasar dalam menguraikan iklim secara lebih teliti dan untuk
analisa-analisa ilmiah tentang fenomena-fenomena cuaca. Ada dua alat yang
menandai titik balik dalam hal mengetahui atmosfer dan proses serta
perubahan-perubahan di dalamnya. Dalamtahun 1953 Galileo membuat thermometer dan dalam tahun 1643 muridnya Toricelli menemukan prinsip-prinsip
barometer air raksa. Penyempuranaan alat-alat ini terus-menerus berlangsung
sampai diketemukannya alat pengukur cuaca yang lebih rumit. Secara cepat
pengamatan dengan alat-alat dapat dikerjakan dan dicatat dan memungkinkan data
cuaca untuk tempat dan waktu yang berbeda. Salah satu peta yatahun 1686 untuk
melengkapi ceriteranya tentang angin pasat dan angin musim. Pada tahun 1800
pengamatan cuaca secara serentak, tetapi masih terbatas yaitu baru pada 12
tempat di Eropa dan 5 tempat di Amerika Serikat. Pengamatan-pengamatan yang
dilakukan hamper tidak mengalami perubahan sampai abad ke-19. Di samping ada
perubahan-perubahan cara pengamatan juga ada penambahan jumlah alat. Namun
sampai saat ini khususnya untuk daerah-daerah pedalaman dan lautan jumlah alat
pengukur cuaca ini masih sangat terbatas. Apalagi untuk negara-negara yang
masih terbelakang. Perubahan terbesar dalam penggunaan data meteorology terjadi
setelah berkembangnya telegraf dalam tahun 1830.
Di negeri Belanda Buys-Ballot seorang guru
besar di Universitas Utrecht mulai dengan kompilasi peta cuaca harian dalam
tahun 1852.
Admiral
Fitzboy membuat formulasi pertama-tama tentang hubungan
tekanan udara dan hujan angin (storm)
dan membuat peramalan yang teliti tentang hujan angin di Inggris atas dasar
peta cuaca dalam tahun 1861
Di Amerika Serikat Institut Smithsonia mulai
mengumpulkan data cuaca dan kemudain mengeplotnya dalam peta pada tahun 1865.
Sedangkan Cheveland Abbe membuat
peta peramalan pada tahun 1869-1870.
Dalam abad ke-19 penemuan beberapa prinsip yang
berhubungan dengan masalah gas dan perputaranatmosfer bertindak sebagai dasar
untuk meteorologi teori. Kira-kira dalam tahun 1850 Heinrich Wilhelm Dove dari Jerman mengembangkan suatu
pendapat bahwa hujan angin terjadi jika udara dari daerah tropika dan kutub
datang bersama-sama. Pengkajian tentang peta iklim dunia dan arus laut yang
dikerjakan Mattew Maury di Amerika
Serikat memungkinkan mengurangi waktu berlayar dari Inggris ke Australia dari
empat bulan menjadi tiga bulan. Dalam perang saudara di Amerika Serikat Sir Francis Galton dari Inggris
mengemukakan adanya antisiklon di daerah lintang tengah.
Dalam tahun 1857
Buys-Ballot mengumumkan hukumnya yang terkenal yang berhubungan dengan
agihan (distribusi) angin dalam hubungannya dengan tekanan udara. Jika saudara
berdiri membelakangi arah angi yang datang dari belahan bumi utara tekanan
udara rendah akan berada di kiri saudara.
Sebagian besar hokum-hukum peramalan yang terdahulu
hanya dapt dimanfaatkan secara local, oleh karena mereka didasari pada
kebiasaan dengan keadaan sekeliling dan rata-rata pola cuaca daripada analisa
gerakan-gerakan atmosfer secara umum. Sampai dengan Perang Dunia I, kemajuan
dalam hal pengembangan jumlah dan kualitas pengamatan dan pencatatan, yang ini
semua sangat penting sebagai dasar untuk pengkajian (studies) teori tentang meteorology dan klimatologi.
Kelancaran kemajuan meteorologi sekarang ini
sebenarnya terjadi pada waktu orang dapat mencapai atmosfer bagian atas. Baik
kapal terbang maupun radio memegang peranan penting dalam pengembangannya. Pada
akhir Perang Dunia I Vilhem Bjerknes
dan anaknya Jacob mengemukakan teori
front di Norwegia. Di Amerika Serikat
hal ini diikuti dengan pengkajian intensif tentang udara lapisan atas di bawah
pimpinan Carl-Gustan Rossby,
penerbangan merupakan sarana sangat penting, karena dapat mengamati udara
bagian atas.
Untuk Keperluan observasi meteorologi, kapal terbang
diganti oleh balon, roket, dan satelit dan alat-alat elektronik lainnya yang
mengembangkan pengetahuan udara bagian atas sampai tempat yang cukup tinggi.
Sebagai hasilnya teori-teori tentang perputaran atmosfer
selalu saja perubahan-perubahan iklim, seperti halnya perubahan-perubahan cuaca
harian menyebabkan makin meningkatnya penggunaan informasi sifat-sifat fisika,
kimia dan kelistrikan atmosfer bagian atas. Peramalan cuaca yang semula melihat
kembali pengamatan-pengamatan permukaan (surface
observation) setengah abad yang lalu, sekarang berdasar pada atmosfer tiga
dimensi.
Penelitian cuaca dan iklim sekarang ini telah
meluas, meliputi di satu pihak penelitian keadaan atmosfer pada lapisan yang
tinggi dan di lain pihak oengkajian yang terperinci/teliti lapisan udara yang
sangat tipis dekat permukaan tanah, air dan/atau tanaman. Di sinilah ilmu
meteororlogi dan klimatologi sampai pada tingkat perkembangan yang sesungguhnya
dengan ditandai tumbuhnya pengguanaan praktis atas penemuan dan tekniknya dalam
aktivitas manusia.
Pengetahuan tentang cuaca dan iklim sedang
dimanfaatkan dalam pemecahan masalah yang cukup tersebar, seperti desain
terbaik untuk rumah tempat tinggal waktu tanam terbaik untuk tanaman, pakaian
terbaik untuk angkatan perang yang cocok untuk seluruh dunia dan menentukan
keadaan yang cocok untuk peluncuran kendaraan ruang angkasa.
Pertukaran-pertukaran informasi yang meluas tentang
cuaca dan iklim sekarang dikoordinasi oleh WMO (World Meteorological Organization) suatu badan khusus milik PBB
yang berkedudukan di Geneva, Swiss. WMO berdiri pada tahun 1951, berkembang
dari International Meteorological
Organization yang didirikan pada tahun 1878. Di Amerika Serikat Weather Bureau merupakan organisasi
utama untuk pengumpulan, analisa dan penyebaran informasi cuaca dan iklim.
Sedang di Indoesia ditangani oleh Pusat Meteorologi dan Geofisika yang
berkedudukan di Jakarta. Dalam usaha melaksanakan tujuannya Pusat Meteorologi
dan Geofisika ini bekerja sama dengan berbagai badan baik swasta maupun
pemerintah. Pusat Meteorologi dan Geofisika dulunya bernama Lembaga Meteorologi
dan Geofisika. Kalau dilihat adanya perubahan-perubahan nama ini memberikan
petunjuk makin meningkatnya permintaan pelayanan cuaca seperti teknik
pengamatan, peramalan dan penggunaan informasi cuaca yang telah berkembang
sejak abad yang lalu.
wah,,,,, aku yang foto.. jd gak klihatan
BalasHapuswkwkwkwkw