Kamis, 10 Mei 2012

Sejarah Meteorologi Pertanian


Segera setelah Rene Reamur mengumumkan skalanya, untuk thermometer pada tahun 1730 ia mulai mengkajinya pada hubungan antara suhu dan tanaman. Penemuannya yang diketahui sebagai konstante panas Reamur diterbitkan dalam tahun 1735 dan selanjutnya harga ini digunakan secara meluas pada bidang pertanian. Pengkajian unsur cuaca tunggal seperti temperature yang digunakan oleh Reamur dalam hal konstante panas Reamur dapat disempurnakan secara luas dengan menggunakan metode statistik dan sedikit pertimbangan telah diberikan terhadap pentingnya prinsip-prinsip fisiologi dan hukum-hukum fisika. Perlu juga ditekankan, bahwa pengembangan meteorology pertanian lebih banyak tergantung pada pengertian akan tanggapan biologi terhadap fisika daripada pengertian lingkungan fisiknya sendiri.
Suatu kemajuan yang terjadi dalam pengkajian tanggapan biologi membantu lebih banyak terhadap perkembangan dari meteorology murni. Beberapa penemuan penting dan ilmiah yang berhubungan dengan tanggapan biologi terutama dalam ilmu tanaman, secara garis besar sebagai berikut. Tahun 1919, Gardner dan Allard menemukan fotoperiodisitas yaitu tanggapan tumbuhan terhadap panjang hari atau panjang pencahayaan. Mereka menanam tembakau Maryland Mammoth baik pada tempat yang disinari maupun tidak disinari dalam rumah kaca. Tanaman-tanaman yang terdapat dalam rumah kaca yang tidak disinari tetap tinggal tumbuh vegetatif sedangkan yang disinari berbunga. Ini menambah hal baru dan kegunaan faktor lingkungan (lama pencahayaan) dalam mengkaji meteorology  pertanian.
Sejak itu bemacam-macam percobaan tentang periodisitas terus dikerjakan. Pengkajian lain yang berhubungan dengan fotoperiodisitas ini meliputi induksi fotoperiodisitas, di mana baik intensitas cahaya maupun kualitas telah diteliti bersama-sama dengan panjang pencahayaan dalam hubungannya dengan tanggapan makhluk hidup. Pekerjaan semacam ini juga banyak dikerjakan untuk termoperiodisitas. Dalam tahun 1935 Lysenko dengan meminjam gagasan Klebs yang dumulai tahun 1918, menggunakan teori tentang perkembangan secara fase. Ia mengemukakan, bahwa tanaman-tanaman mempunyai tanggapan berbeda terhadap lingkungan fisik selama bermacam-macam fase dalam siklus hidupnya. Dalam hal ini dibedakan antara pertumbuhan dan perkembangan dan ditekankan tentang perbedaan tanggapan dalam macam-macam stadium dalam siklus kehidupan tanaman. Peneliti-peneliti Eropa terutama orang-orang Rusia telah menggunakan teori perkembangan fase dalam mengkaji bermacam-macam tanaman dengan tingkat keberhasilan yang bermacam-macam pula.
Dalam tahun 1949 Went mengembangkan suatu instalasi khusus yang disebut fitiron, yang terjadi atas serangkaian ruang-ruang yang dapat diatur oleh cahaya dan temperaturnya yang dihubungkan dengan rumah kaca yang dapat diatur udaranya, di mana ia dapat mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman sampai batas-batas tertentu pekerjaan ini akhirnya merupakan batu loncatan bagi perkembangan pengetahuan tentang meteorology pertanian modern. Fasilitas-fasilitas serupa telah dikembangkan di berbagai negara dan telah teruji sebagai sarana yang sangat berguna dalam penelitian tanaman. Suatu bangunan yang hampir secara sempurna diatur baik untuk tanaman maupun binatang, di Universitas Wisconsin dibangun pada tahun 1966 dan diberi nama biotron. Pada waktu itu banyak penelitian yang meliputi pengendalian lingkungan fisik dalam daerah terbatas yang dikerjakan. Pengkajian-pengkajian ini terutama penggunaan prinsip-primsip mikrometeorologi telah menarik perhatian luas di dunia. Penelitian semacam ini akan selalu penting, oleh karena hubungan secara kuantitatif antara makhluk hidup dengan lingkungannya dapat dengan mudah dilaksanakan.
Dalam dasawarsa terakhir radio isotop telah digunakan untuk pengkajian fisiologi tanaman. Dengan penggunaan isotop ini proses-proses fisiologi seperti penyerapan lewat daun, pelindian hara, menjadi dapat diketahui lebih baik. Telah diketemukan, bahwa dalam jumlah yang patut dipertimbangkan, baik hara mineral maupun susunan organic hilang dari bagian tanaman di atas tanah jika terdapat hujan ringan yang terus-menerus. Oleh Karena itu, perlu dipertimbangkan intensitas hujan, demikian pula lamanya dan mungkin waktu hujan. Penelitian semacam ini telah membuka cakrawala baru untuk perkembangan ilmu tanaman.
Penemuan transformasi energi cuaca biologi merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam biologi modern. Para ahli telah menunjukkan dan masih tetap bekerja pada penelitian dasar yang penting pada berbagai aspek fotosintesis. Proses-proses dalam penyimpanan tenaga matahari oleh tanaman hijau dan transformasi energy oleh jasad renik dan binatang ke dalam jaringan hidup dan produk lainnya perlu diketahui benar-benar. Pengetahuan lebih banyak dalam hal efisiensi transformasi energy akan selalu menjadi teladan untuk pengembangan dan penyempurnaan meteorology pertanian lebih lanjut.
Di samping kemajuan dalam ilmu-ilmu biologi, perkembangan dalam ilmu fisika, terutama pemanfaatan kelistrikan untuk peralatan dan kemajuan dalam penelitian iklim mikro memberikan pengertian lebih baik di dalam membuat arti lingkungan fisika. Keberhasilan dalam pengukuran dan pengkajian lingkungan fisika bersama-sama dengan kemajuan dalam biostatistik telah meratakan jalan untuk perkembangan meteorology pertanian.
Di Indonesia tahun 1866 diadakan pengukuran hujan yang pertama di Jakarta, selanjutnya tahun 1879 didirikan Stasiun Meteorologi di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar