Segera setelah Rene
Reamur mengumumkan skalanya, untuk thermometer pada tahun 1730 ia mulai
mengkajinya pada hubungan antara suhu dan tanaman. Penemuannya yang diketahui
sebagai konstante panas Reamur diterbitkan dalam tahun 1735 dan selanjutnya
harga ini digunakan secara meluas pada bidang pertanian. Pengkajian unsur cuaca
tunggal seperti temperature yang digunakan oleh Reamur dalam hal konstante panas Reamur dapat disempurnakan secara
luas dengan menggunakan metode statistik dan sedikit pertimbangan telah
diberikan terhadap pentingnya prinsip-prinsip fisiologi dan hukum-hukum fisika.
Perlu juga ditekankan, bahwa pengembangan meteorology pertanian lebih banyak
tergantung pada pengertian akan tanggapan biologi terhadap fisika daripada
pengertian lingkungan fisiknya sendiri.
Suatu kemajuan yang terjadi dalam pengkajian
tanggapan biologi membantu lebih banyak terhadap perkembangan dari meteorology
murni. Beberapa penemuan penting dan ilmiah yang berhubungan dengan tanggapan
biologi terutama dalam ilmu tanaman, secara garis besar sebagai berikut. Tahun
1919, Gardner dan Allard menemukan fotoperiodisitas yaitu
tanggapan tumbuhan terhadap panjang hari atau panjang pencahayaan. Mereka
menanam tembakau Maryland Mammoth baik pada tempat yang disinari maupun tidak
disinari dalam rumah kaca. Tanaman-tanaman yang terdapat dalam rumah kaca yang
tidak disinari tetap tinggal tumbuh vegetatif sedangkan yang disinari berbunga.
Ini menambah hal baru dan kegunaan faktor lingkungan (lama pencahayaan) dalam
mengkaji meteorology pertanian.
Sejak itu bemacam-macam percobaan tentang
periodisitas terus dikerjakan. Pengkajian lain yang berhubungan dengan
fotoperiodisitas ini meliputi induksi fotoperiodisitas, di mana baik intensitas
cahaya maupun kualitas telah diteliti bersama-sama dengan panjang pencahayaan
dalam hubungannya dengan tanggapan makhluk hidup. Pekerjaan semacam ini juga
banyak dikerjakan untuk termoperiodisitas. Dalam tahun 1935 Lysenko dengan meminjam gagasan Klebs yang dumulai tahun 1918,
menggunakan teori tentang perkembangan secara fase. Ia mengemukakan, bahwa
tanaman-tanaman mempunyai tanggapan berbeda terhadap lingkungan fisik selama
bermacam-macam fase dalam siklus hidupnya. Dalam hal ini dibedakan antara
pertumbuhan dan perkembangan dan ditekankan tentang perbedaan tanggapan dalam
macam-macam stadium dalam siklus kehidupan tanaman. Peneliti-peneliti Eropa
terutama orang-orang Rusia telah menggunakan teori perkembangan fase dalam
mengkaji bermacam-macam tanaman dengan tingkat keberhasilan yang bermacam-macam
pula.
Dalam tahun 1949 Went mengembangkan suatu instalasi khusus yang disebut fitiron, yang terjadi atas serangkaian
ruang-ruang yang dapat diatur oleh cahaya dan temperaturnya yang dihubungkan
dengan rumah kaca yang dapat diatur udaranya, di mana ia dapat mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sampai batas-batas tertentu pekerjaan ini
akhirnya merupakan batu loncatan bagi perkembangan pengetahuan tentang
meteorology pertanian modern. Fasilitas-fasilitas serupa telah dikembangkan di
berbagai negara dan telah teruji sebagai sarana yang sangat berguna dalam
penelitian tanaman. Suatu bangunan yang hampir secara sempurna diatur baik
untuk tanaman maupun binatang, di Universitas Wisconsin dibangun pada tahun
1966 dan diberi nama biotron. Pada
waktu itu banyak penelitian yang meliputi pengendalian lingkungan fisik dalam
daerah terbatas yang dikerjakan. Pengkajian-pengkajian ini terutama penggunaan
prinsip-primsip mikrometeorologi telah menarik perhatian luas di dunia.
Penelitian semacam ini akan selalu penting, oleh karena hubungan secara
kuantitatif antara makhluk hidup dengan lingkungannya dapat dengan mudah
dilaksanakan.
Dalam dasawarsa terakhir radio isotop telah
digunakan untuk pengkajian fisiologi tanaman. Dengan penggunaan isotop ini
proses-proses fisiologi seperti penyerapan lewat daun, pelindian hara, menjadi
dapat diketahui lebih baik. Telah diketemukan, bahwa dalam jumlah yang patut
dipertimbangkan, baik hara mineral maupun susunan organic hilang dari bagian
tanaman di atas tanah jika terdapat hujan ringan yang terus-menerus. Oleh
Karena itu, perlu dipertimbangkan intensitas hujan, demikian pula lamanya dan
mungkin waktu hujan. Penelitian semacam ini telah membuka cakrawala baru untuk
perkembangan ilmu tanaman.
Penemuan transformasi energi cuaca biologi merupakan
salah satu bagian yang sangat penting dalam biologi modern. Para ahli telah
menunjukkan dan masih tetap bekerja pada penelitian dasar yang penting pada
berbagai aspek fotosintesis. Proses-proses dalam penyimpanan tenaga matahari
oleh tanaman hijau dan transformasi energy oleh jasad renik dan binatang ke dalam
jaringan hidup dan produk lainnya perlu diketahui benar-benar. Pengetahuan
lebih banyak dalam hal efisiensi transformasi energy akan selalu menjadi
teladan untuk pengembangan dan penyempurnaan meteorology pertanian lebih
lanjut.
Di samping kemajuan dalam ilmu-ilmu biologi,
perkembangan dalam ilmu fisika, terutama pemanfaatan kelistrikan untuk
peralatan dan kemajuan dalam penelitian iklim mikro memberikan pengertian lebih
baik di dalam membuat arti lingkungan fisika. Keberhasilan dalam pengukuran dan
pengkajian lingkungan fisika bersama-sama dengan kemajuan dalam biostatistik
telah meratakan jalan untuk perkembangan meteorology pertanian.
Di Indonesia tahun 1866 diadakan pengukuran hujan
yang pertama di Jakarta, selanjutnya tahun 1879 didirikan Stasiun Meteorologi
di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar